Selasa, 29 Mei 2012

Kisah Cintaku

Sepenggal Kisah “Aku dan Dia” :)




1334025747533933812

*Ditengah malam gelap ini, berjuta bintang di atas kepalaku menerangi pikiranku untuk bercerita sedikit tentang dua orang makhluk ciptaan Tuhan bernama ‘aku dan dia’ . Tak terlalu istimewa mungkin, tapi sungguhlah menyentuh . Saling menyayangi mungkin hal yang biasa, tapi ini bukanlah hal biasa .
**
Aku , mencari arah cahaya matahari untuk kesekian kalinya . Hal biasa yang Aku lakukan untuk bertemu Dia . “Hai,Aku. Jangan lari-lari,kamu akan mudah lelah nanti”,sapa Dia ketika aku sampai dikumpulan cahaya matahari tempat kami bertemu. “Capek juga ya lari-lari. Aku kangen kamu,peluk boleh ya?”,kataku sambil langsung memeluk-Nya. Dia pun langsung balas memelukku dengan eratnya . “Aku juga kangen kamu,kangen lihat senyuman manis dibibir ini”,katanya sambil menunjuk bibirku yang langsung tersenyum malu-malu .
Aku dan Dia senang mempertemukan dinding-dinding rindu disini. Derasnya perasaan yang terus menggelora seperti terus memaksa kami untuk ingin terus bertemu, melepas asa dan saling temu senyum . Aku mencintainya lewat secercah cahaya matahari yang memberikan energi dikalaku sedih dan tak berdaya. Aku suka caranya untuk menatapku lewat mata gemilangnya yang membuat hatiku tak karuan . Aku suka telinganya, caranya Dia mendengarkan keluh kesahku, begitu setia . Aku suka jejak langkahnya, tegak bagai tiang , menuntunku menuju senyuman bahagia meski saat itu aku dirundung badai masalah . Dia selalu ada meraih tanganku, mengangkat wajahku dan menghapus air mataku . Aku mencintai Dia, hangat tubuhnya yang memberiku kenyamanan ketika berada dipeluknya .
“Mataharinya mulai terbenam,Aku”,bisiknya pelan untuk membangunkanku yang sedari tadi tertidur dipangkuannya. Aku pun terbangun sambil mengusap mata. “Cepat banget. Padahal aku masih pengen lama-lama disini. Disamping kamu”,ucapku sambil memonyongkan bibir. “ih, ko sewot. Udah, pulang aja. Entar keburu gelap”,katanya setengah tertawa melihat tingkahku dan berdiri untuk mempersilahkan aku pulang. “Iya deh. Sampai jumpa,Dia. Dadah”,ucapku sambil perlahan meninggalkan sisa-sisa cahaya matahari yang kian menghilang . Pergi meninggalkan Dia yang semakin hilang dalam gelap .
***
Aku mengusap embun di jendela sedari tadi. Menatap dinginnya hujan deras dibalik kaca ini. “Hujannya gak reda-reda. Nyebelin”,kataku tak henti-hentinya agar hujan ini berhenti . Aku mau mencari cahaya matahari . Menemukan Dia disana yang mungkin menungguku untuk tertawa bersamaku dan tidur dipangkuannya lagi . Semoga dia sabar menungguku . Hingga tanpa sadar, lelah menunggu hujan dan menanti cahaya matahari, aku terlelap dan terjaga didalam mimpi .
Aku menemukan Dia disana . Tersenyum di kejauhan sambil melambaikan tangan . “Dia !! “,teriakku sekuatnya . Aku berlari untuk meraihnya . Terus dan terus berlari namun tak kunjung sampai di ujung sana tepat dia berdiri menatapku . Aku tak putus asa . Terus saja kuberlari , hingga cahaya-cahaya disekitarku meredup . Dia hilang dari pandangan dua bola mataku . Entah kemana, dia pergi meninggalkanku tanpa sempat aku meraihnya dan tersenyum padanya . Kemana dia yang tadi berdiri di kumpulan cahaya itu ??? Tiba-tiba, *jegeerrrr . Aku terbangun, karena suara guntur dihujan deras ini . Membuatku kaget serta menangis . Menutup telinga, lalu berkata “dimana Dia ? aku merindukannya , rindu cahayanya”
**
Pagi ini begitu cerah . Aku meraih sweater-ku dan bergegas mencari cahaya matahari . Dengan senyum yang menuntun langkahku dalam pencarian, sambil bernyanyi-nyanyi kecil . “Hmmm, la la la la la, du di dam dam la la la “,begitu bahagianya rupaku hari ini . “Aku!!” Terdengar suara yang indah memanggil namaku . Aku langsung girang . Mendekati sumber suara dan menemukan Dia . Dia langsung tersenyum dan mencubit pipiku . “Gak kangen?”,katanya sambil merayu . Akupun menjawab tak kalah saing ,”kangen dong. Kangen tidur dipangkuan kamu terus natap langit biru sama-sama” . Kami pun tertawa bersama-sama . Aku mencintai sosok Dia ini Tuhan . Dia mampu membuat ku tersenyum . Tak sedikitpun niatnya untuk melukai atau menyakitiku . Yang dia tahu, hanya bagaimana membuat lengkukan indah di bibirku hingga membuat hatinya juga ikut bahagia . Selalu bahagia melewati saat-saat bersamanya dikumpulan cahaya matahari yang begitu indah ini . Aku sungguh-sungguh mencintai Dia .
Aku terjaga dalam pangkuannya. Menikmati hangatnya dalam genggaman tangannya. Tak ingin kulepas, biarkan dua telapak tangan ini saling berpaut dan melepas rindu . Begitu indah dan bahagia hanya kudapat didalam sosoknya . Menenangkan hatiku .
Tiba-tiba saja aku terbangun, dan rintik demi rintik air hujan sudah menetes di pipiku . Kutemukan langit begitu mendung . Tak ada lagi kurasakan hangat-Nya dalam pangkuan Dia . Dia sudah tak ada. Aku terbaring disini, diatas rumput hijau yang siap menerima derasnya hujan yang sebentar lagi akan turun mengguyur . Segera saja aku bangkit dan membersihkan baju yang sedikit kotor lalu pulang . Melangkah menuju kenyataan , membiarkan hari ini berlalu karena sudah kurasa begitu bahagia . Terima kasih ,Dia .
***
Sakit . Penyakit ini datang lagi . Membuatku harus lebih lama bertahan dikamar ini . Membosankan ! Makan dan tidur . Hanya itu yang kulakukan . Aku ingin dan ingin lagi mencari cahaya, namun raga ini tak sekuat yang aku mau . “Tuhan, Aku mau bertemu Dia di cahaya, sembuhkan aku”,kataku dengan suara pelan hingga aku terlelap dan terjaga dalam mimpi .
Aku terdampar lagi di tengah cahaya . “Wah,cahaya!”,teriakku . Aku mencari Dia . Mencari setiap sisi sudut yang juga tak jelas . Namun,tiba-tiba ada yang memegang punggungku dan berkata,”Aku mencarimu,Aku . Kangen !”,katanya sambil tersenyum. Aku langsung saja memeluknya dan berkata,”aku juga, kangen banget sama kamu!”.
“Aku, disaat kamu lagi sakit begini, pikirkan kesehatanmu dulu . Tak usah begitu repot mencariku, biar kita tak bertemu, aku selalu ada dalam setiap angin yang menyentuhmu . Tidakkah kamu lupa bahwa aku selalu ada buat kamu ?”,katanya dengan begitu tenang . Sungguh menyejukkan hatiku,terpesona dengan keajaiban kalimat yang disusunnya begitu indah. Sungguh bagaikan taman bunga kini sedang mekar-mekar di sudut jiwaku. “Aku tahu, Dia. Aku mengerti, kamu selalu ada buat aku” . Kami sama-sama tersenyum . Dan, lagi-lagi cahaya meredup. Dia menghilang meninggalkan bekas kalimat-kalimat indahnya yang akan selalu kuingat . “DIA SELALU ADA UNTUKKU” . Akupun terbangun untuk menghadapi kenyataan .
**
Aku benar-benar merasa tak sanggup lagi menahan sakit ini . Sungguhpun, rasanya seperti hendak pergi kesuatu tempat bernama surga . Aku ingin menuju cahaya, mencari cahaya agar bertemu Dia . Tapi, sepertinya sakit ini tak mengijinkanku . Seperti menahanku untuk menuju kesana . Dia ingin memisahkan aku dari Dia ya ? Apa haknya Sakit ini ? Seenaknya memutuskan hubungan ku dengan Dia ? Dia yang kucintai lewat cahaya matahari . Dia yang selalu jadi tempat terakhirku untuk tertidur dipangkuannya . Dia yang menjadi alasanku untuk tersenyum . Dia segalanya bagiku .
Lalu , tiba-tiba seseorang , yang tak begitu ku kenal masuk kekamarku . Menyerahkan sebuah kertas kecil berwarna pelangi dan bertuliskan, “Tinggalkan anganmu, tinggalkan bayanganmu”. Aku tak mengerti, siapa dia dan apa maksud dari kertas pemberiannya ini ? Sungguh orang aneh . Tak Aku hiraukan kertas itu dan kembali menatap jendela . Diluar cahaya sedang begitu teriknya , “cahaya itu hanya khayalanmu, Dia tidak nyata”,orang itu kembali mengucapkan sesuatu . Aku terperangah, “khayalan, bayangan, dan angan ?”,tanyaku dalam hati . “Pergilah dari khayalanmu dan temukanlah kebahagiaan yang layak di kenyataan, Dia sungguh tidak nyata”,katanya yang terakhir lalu pergi dan menutup pintu kamarku .
Aku sedikit mengangguk . Setengah mengerti, setengah tidak mengerti . Lalu, berkata dalam hati , “Dia tidak nyata dan hanya bayangan, membahagiakan aku lewat cahaya matahari serta mengajarkanku ketulusan yang mungkin akan kuterapkan dalam kenyataanku . Dia, mungkin tak akan ada seperti dia di kenyataanku, namun untuk Dia, aku akan selalu merindukannya kala ku terpesona akan cahaya matahari dan sambil berkata, aku tidak akan melupakanmu, Dia, bayanganku dan anganku“